Selasa, 11 September 2018

Bilangan Oktan

Bilangan oktan adalah ukuran dari rasio kompresi maksimal ketika bahan bakar dipergunakan pada sebuah mesin tanpa terjadi knocking Bilangan oktan pada bahan bakar diukur dari uji mesin. Bilangan oktan dapat didefinisikan sebagai nilai perbandingan iso-oktan terhadap n-heptana yang mempunyai kapasitas anti-knocking yang sama pada bahan bakar. Angka yang tertulis pada salah satu jenis bahan bakar bensin menunjukkan persentase volume dari iso-oktanadan sisanya adalah persentase volume n-heptana.



Contoh yang dapat digunakan adalah pada angka 88 di suatu jenis bahan bakar bensin. Angka tersebut memberikan informasi bahwa persentase volume iso-oktana dalam bahan bakar bensin tersebut adalah sebesar 88% dan persentase volume n-heptana adalah 12%. Nilai bilangan oktan pada bahan bensin tidak mengacu pada kandungan energy bahan bakar, namun lebih mengacu pada kecenderungan bahan bakar untuk dapat terbakar. Terdapat beberapa jenis tipe bilangan oktan, yaitu :

1. RON (Research Octane Number )
RON (Research Octane Number ) adalah suatu bilangan yang diperoleh dengan menguji bahan bakar terhadap mesin uji coba dengan variabel rasio pada kondisi yang terkontrol.

Bahan bakar
RON
< −30
−20
n-heptana (RON dan MON 0 per definisi)
0
15–25
23
25
34
44
60
62
persyaratan untuk motor tempel khas dua-stroke[5]
69

88
Pertamina "Pertalite"
90
"Bensin Reguler" di Jepang
90
92
Neopentana (dimetilpropana)
94
Isopentana (metilbutana)
"Bensin Reguler" di AustraliaSelandia Baru dan Amerika Serikat
91–92
92
"Shell Super" di Indonesia, "Total Performance 92" di Indonesia
92
"YPF Super" di Argentina
95
Pertamina "Pertamax Plus" (Tidak Berlanjut), "Super/Premium" di Selandia Baru dan Australia
95
"Aral Super 95" di Jerman, "Aral Super 95 E10" (10% Etanol) di Jerman
95
"Shell V-Power" di Indonesia, "Total Performance 95" di Indonesia, "Shell FuelSave " di Malaysia
95
"EuroSuper" atau "EuroPremium" atau "Regular unleaded" di Eropa, "SP95" di Perancis, "Super 95" di Belgia
95
"Premium" atau "Super unleaded" di Amerika Serikat (10% etanol campur)
97
"Shell V-Power 97" di Malaysia
97
"IES 98 Plus" di Italia, "Aral SuperPlus 98" di Jerman, Pertamina "Pertamax Turbo" di Indonesia
98
Pertamina "Pertamax Turbo" di Indonesia
98
"YPF Infinia" di Argentina
98

"Corriente (Regular)" di Kolombia
91.5
"Extra (Super/Plus)" di Kolombia
95
"SuperPlus" di Jerman
98
"Shell V-Power 98", "Caltex Platinum 98 with Techron", "Esso Mobil Synergy 8000" dan "SPC LEVO 98" di Singapura, "BP Ultimate 98/Mobil Synergy 8000" di Selandia Baru, "SP98" idi Perancis, "Super 98" di Belgia, Britania Raya, Slovenia dan Spanyol
98
"Shell V-Power Nitro+ 99" "Tesco Momentum 99" di Britania Raya
99
Pertamina "Pertamina Racing Fuel" (bioetanol campur) di Indonesia
100
"Premium" di Jepang (Japanese Industrial Standards), "IP Plus 100" di Italia, "Tamoil WR 100" di Italia, "Shell V-Power Racing" di Australia - tidak berlanjut pada Juli 2008 [11]
100
"Shell V-Power" di Italia dan Jerman
100
"Eni(atau Agip) Blu Super +(atau Tech)" di Italia
100
"isooktana" (RON dan MON 100 per definisi)
100

" Petron Blaze 100 Euro 4M " di Malaysia
100
"San Marco Petroli F-101" di Italia (utara Italia saja, hanya beberapa SPBU)
101
101
101.3
ExxonMobil Avgas 100[13]
102
106.1
108
108.6
108.7
112
112.1
118
118
121
VP C16 Race Fuel
117
120
> 130

2. MON (Motor Octane Number ) 
MON (Motor Octane Number ) adalah suatu bilangan yang mengukur bagaimana kondisi bahan bakar ketika dibebani. Pengujian MON menggunakan mesin uji yang serupa dengan mesin uji RON. Perbedaan uji coba RON dan MON terdapat pada kondisicampuran bahan bakar, kecepatan mesin, dan penempatan waktu pembakaran. 

Bahan bakar
MON













n-heptana (RON dan MON 0 per definisi)
0







23.8



26.0







46.4



55.0








61.9



persyaratan untuk motor tempel khas dua-stroke[5]
65



78



Pertamina "Pertalite"




"Bensin Reguler" di Jepang




71



Neopentana (dimetilpropana)
80.2



90.1



Isopentana (metilbutana)
90.3



"Bensin Reguler" di AustraliaSelandia Baru dan Amerika Serikat
82–83



82



"Shell Super" di Indonesia, "Total Performance 92" di Indonesia





93.4



94.4



"YPF Super" di Argentina
84



Pertamina "Pertamax Plus" (Tidak Berlanjut), "Super/Premium" di Selandia Baru dan Australia
85



"Aral Super 95" di Jerman, "Aral Super 95 E10" (10% Etanol) di Jerman
85



"Shell V-Power" di Indonesia, "Total Performance 95" di Indonesia, "Shell FuelSave " di Malaysia




"EuroSuper" atau "EuroPremium" atau "Regular unleaded" di Eropa, "SP95" di Perancis, "Super 95" di Belgia
85–86



"Premium" atau "Super unleaded" di Amerika Serikat (10% etanol campur)
87-88



"Shell V-Power 97" di Malaysia





"IES 98 Plus" di Italia, "Aral SuperPlus 98" di Jerman, Pertamina "Pertamax Turbo" di Indonesia




Pertamina "Pertamax Turbo" di Indonesia
118



"YPF Infinia" di Argentina
87



"Corriente (Regular)" di Kolombia
70



"Extra (Super/Plus)" di Kolombia
79



"SuperPlus" di Jerman
88



"Shell V-Power 98", "Caltex Platinum 98 with Techron", "Esso Mobil Synergy 8000" dan "SPC LEVO 98" di Singapura, "BP Ultimate 98/Mobil Synergy 8000" di Selandia Baru, "SP98" idi Perancis, "Super 98" di Belgia, Britania Raya, Slovenia dan Spanyol
89–90



"Shell V-Power Nitro+ 99" "Tesco Momentum 99" di Britania Raya
87



Pertamina "Pertamina Racing Fuel" (bioetanol campur) di Indonesia
86




"Premium" di Jepang (Japanese Industrial Standards), "IP Plus 100" di Italia, "Tamoil WR 100" di Italia, "Shell V-Power Racing" di Australia - tidak berlanjut pada Juli 2008 [11]




"Shell V-Power" di Italia dan Jerman
88



"Eni(atau Agip) Blu Super +(atau Tech)" di Italia
87



"isooktana" (RON dan MON 100 per definisi)
100



" Petron Blaze 100 Euro 4M " di Malaysia




"San Marco Petroli F-101" di Italia (utara Italia saja, hanya beberapa SPBU)








88.1



ExxonMobil Avgas 100
99.5 (min)




97.6



99.4







89.7



88.6



97



101.3



98




98




107




VP C16 Race Fuel
118




120











MENGHITUNG NILAI ANTI-KNOCK INDEX ( AKI )

    Beberapa negara seperti Australia, New Zealend, dan beberapa negara Eropa menggunakan RON. Tetapi negara seperti Canada, USA, Brazil dan beberapa lainnya menggunakan rata-rata dari RON dan MON, yang disebut Anti Knock Index (AKI), biasa ditulis sebagai (R+M)/2. Nama lainnya adalah PON (Posted Octane Number).
Dalam kesempatan ini saya akan mnghittung beberapa nilai Anti-Knock index menggunakan nilai RON dan MON yang telah tersedia pada tabel bilangan oktan di atas.

1. Menghitung nilai AKI pada premium 
RON = 88
MON = 78
AKI = RON+MON/2
= 88+78/2= 83
2. Menghitung nilai AKI pada Pertamax Turbo
RON = 98
MON = 118
AKI = RON+MON/2
=98+118/2=108 
3. Menghitung nilai AKI pada Pertamina Racing Fuel (bioetanol campur)
RON = 100
MON = 86
AKI = RON+MON/2
= 100+86/2= 93
4. Menghitung nilai AKI pada Shell V-Power
RON = 100
MON = 88
AKI = RON+MON/2
= 100+88/2= 94
5. Menghitung nilai AKI pada isooktana
RON = 100
MON = 100
AKI = RON+MON/2
= 100+100/2= 100
6. Menghitung nilai AKI pada etanol
RON = 108.6
MON = 89.7
AKI = RON+MON/2
= 108.6+89.7/2= 99.15


7. Menghitung nilai AKI pada propana
RON = 112
MON = 97
AKI = RON+MON/2
= 112+97/2= 105
8. Menghitung nilai AKI pada metanol
RON = 108.7
MON = 88.6
AKI = RON+MON/2
= 108.7+88.6/2= 98.65
9. Menghitung nilai AKI pada isopropanol
RON = 118
MON = 98
AKI = RON+MON/2
= 118+98/2= 108
10. Menghitung nilai AKI pada VP C16 Race Fuel
RON = 117
MON =118
AKI = RON+MON/2
= 117+118/2= 117.5 
Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai AKI dari tiap bahan bakar yaitu:

Bahan bakar
RON
MON
AKI
premium
88
78
83
Pertamax Turbo
98
108
108
Pertamina Racing Fuel (bioetanol campur)
100
86
93
Shell V-Power
100
88
94
isooktana
100
100
100
etanol
108.6
89.7
99.15
propana
112
97
105
metanol
108.7
88.6
98.65
isopropanol
118
98
108
VP C16 Race Fuel
117
118

117.5


HUBUNGAN ANTARA PERBANDINGAN KOMPRESI DAN OKTAN BAHAN BAKAR

Tren mesin sekarang, perbandingan kompresinya makin tinggi. Malah kini ada mesin bensin dengan perbandingan kompresi 14: 7. Adapun mesin lama bisa saja 7–8 : 1. Sekarang ini kebanyakan perbandingannya 9–10,5 : 1. Mesin yang lebih canggih sekitar 11- 12. Tujuan mesin dibuat dengan perbandingan kompresi tinggi adalah untuk meningkatkan efisiensi (irit bahan bakar) dan menurunkan kadar emisi.

Untuk membuat mesin bekerja dengan perbandingan kompresi tinggi, syarat utamanya adalah harus menggunakan bensin dengan oktan lebih tinggi. Kendati demikian, tidak semua mesin harus atau lebih baik menggunakan bensin beroktan tinggi. Mesin dengan kompresi rendah, jika diberi bensin oktan tinggi, hanya menyebabkan pemborosan uang. Tenaga mesin juga tidak naik dan tetap saja boros.

Sebenarnya para ahli yang berkecimpung di laboratorium mesin sudah mengeluarkan data hubungan antara perbandingan kompresi dan oktan bahan bakar  seperti berikut:

Perbandingan kompresi
Kebutuhan nilai oktan
Efisiensi termal % ( gas ditekan habis )
5 : 1
72
-
6 : 1
81
25
7 : 1
87
28
8 : 1
92
30
9 : 1
96
32
10 : 1
100
33
11 : 1
104
34
12 : 1
108
35

CARA HITUNG NILAI OKTAN BBM HASIL CAMPUR

Di dalam modifikasi mesin terutama mesin balap atau drag merencanakan nilai rasio kompresi supaya sesuai dengan oktan bahan bakar yang akan dipakai nantinya sangat penting, tidak bisa asal-asalan memapas tinggi head silinder saja tanpa memikirkan bahan bakar yang akan di komsumsi, salah-salah oktan tidak sesuai dengan kompresi akan menyebabkan detonasi dan mesin ngelitik.
Disini kita mencoba bereksperimen mencampur BBM dengan jenis zat adiftif seperti etanol atau metanol atau dengan BBM seperti premium, pertalite, atau pertamax. Tujuannya ialah untuk mengefisiensikan biaya pemakaian BBM namun tetap memenuhi ketentuan oktan dengan besar kompresinya.

Dalam contoh kasus dengan data-data sebagai berikut :
Diketahui :
Saya mempunyai mesin motor korekan dengan rasio kompresi 9 : 1, dari hubungan rasio kompresi tersebut dan hubungannya dengan bahan bakar maka BBM-nya harus beroktan di atas pertamax biasanya, dalam hal ini bahan bakar beroktan 96.
o Oktan Pertamax 92 , Oktan premium 88, Oktan Etanol 108.6, Oktan Metanol 108.7
o Penjual BBM yang beroktan di atas 96 tidak ada
o Dibutuhkan Oktan 96 untuk rasio kompresi 9 : 1
o Etanol atau metanol di toko kimia terdekat tersedia
 
Dari data diatas dan hubungan rasio kompresi dengan bahan bakar sudah jelas tidak dapat memenuhi mesin berasio kompresi 9 : 1 diatas, maka menyiasatinya saya akan mengoplos pertamax dengan etanol namun karena nilai oktan hasil campuran belum diketahui maka cara mengetahui nilai oktan hasil campur antara pertamax dengan etanol adalah sebagai berikut :
Oktan Pertamax  = 92
Oktan Etanol = 108.6

10% = 0,1
20% = 0,2
25% = 0,25
75% = 0,75 
Pemakaian Etanol hanya 25%
Pemakaian Pertamax 75%
Total Oktan = (92 x 0,75) + (108.6 x 0,25) 
= 69+27.15
= 96.15
96.15 > 96.... OK !

 
Dari perhitungan diatas diketahui nilai oktan pencampuran pertamax dengan Etanol adalah 96.5 dan sekarang yang jadi masalah bagaimana percampuran dalam prakteknya, bagi yang belum tahu simak berikut ini :
Misal saya mempunyai Pertamax 1 liter ( 100% )
Dengan rumus volume silinder misal di ketahui volume/isi botol = 1000 ml³ atau 1 Liter³
1 Liter = 1.000 ml³
Maka 75% dari pertamax =  (1/100)*75 = 0,75 Liter.
>>>>0.75 liter dituangkan
Etanol 25% adalah = (1/100)*25 = 0,25 Liter
>>>>0.25 liter dituangkan
**Sehingga Etanol 0.25 Liter dan Pertamax 0.75Liter menghasilkan 1 Liter BBM dengan nilai oktan 96.15 untuk kendaraan bermotor dengan rasio kompresi 9 : 1


Artikel Terkait


EmoticonEmoticon